Kamis, 27 Februari 2014

Konverter Signal (Instrumentasi)

Konverter
Pendahuluan

Pada suatu lup pengontrolan proses, sinyal adalah yang menggambarkan atau mewakili dari suatu nilai proses, nilai set point, nilai output kontroler dan lain-lain, yang secara terus menerus melewati suatu komponen yang satu ke komponen yang lain pada lup pengontrolan tersebut. Namun, komponen-komponen yang ada pada lup pengontrolan tidak semuanya menggunakan sinyal yang sama. Konverter sinyal adalah sebuah instrumen yang menerima satu tipe sinyal input dan kemudian merubah sinyal tersebut menjadi bentuk sinyal yang lain di bagian outputnya.
Konverter sinyal sering disebut ”transduser”, yang berarti bahwa satu jenis sinyal ditransfomasikan menjadi bentuk sinyal yang lain. Transduser mempunyai arti yang luas. Pressure gage yang telah umum dikenal juga diklasifikasikan sebagai tranduser, atau termasuk juga differential pressure transmitter. Dalam modul ini kita akan menggunakan konverter sinyal  dengan istilah ”transduser”.

Reset the objective numbers allowing multiple modules
Konverter Sinyal

Definisi
Pada suatu lup pengontrolan proses, sinyal adalah yang menggambarkan atau mewakili dari suatu nilai proses, nilai set point, nilai output kontroler dan lain-lain, yang secara terus menerus melewati suatu komponen yang satu ke komponen yang lain pada lup pengontrolan tersebut. Namun, komponen-komponen yang ada pada lup pengontrolan tidak semuanya menggunakan sinyal yang sama. Konverter sinyal adalah sebuah instrumen yang menerima satu tipe sinyal input dan kemudian merubah sinyal tersebut menjadi bentuk sinyal yang lain di bagian outputnya.
Konverter sinyal sering disebut ”transduser”, yang berarti bahwa satu jenis sinyal ditransfomasikan menjadi bentuk sinyal yang lain. Transduser mempunyai arti yang luas. Pressure gage yang telah umum dikenal juga diklasifikasikan sebagai tranduser, atau termasuk juga differential pressure transmitter. Dalam modul ini kita akan menggunakan konverter sinyal  dengan istilah ”transduser”.

Tujuan
Tujuan utama tranduser adalah  mengambil satu tipe sinyal seperti sinyal listrik 4 – 20 mA dan merubahnya menjadi sinyal pneumatik 3 – 15 psi. Ada banyak tipe transduser yang digunakan di bidang instrumentasi. Banyak jenis konverter sinyal contoh, konverter sinyal dari arus menjadi pneumatik, dari tegangan menjadi arus, dari arus menjadi tegangan, dari pneumatik menjadi arus dan konverter sinyal analog menjadi sinyal digital.

 Transmiter umumnya mempunyai output sinyal mA dan kemudian sinyal ini dikirim ke kontroler. Sedang kan kontroler, biasanya menggunakan sinyal input 1-5 volt, sehingga sinyal transmiter 4 – 20 mA tersebut harus dirubah menjadi sinyal 1-5 Volt agar bisa digunakan kontroler.

Hal ini dapat dilakukan oleh transduser yang paling sederhana dibidang instrumentasi yaitu dengan resistor beban yang presisi 250 Ω.
Simbol dan Identifikasi
ISA telah merancang berbagai simbol yang menggambarkan transduser pada gambar P&ID. Sebagai contoh simbol tersebut dapat dilihat pada Gambar 1. dibawah.


Gambar 1: Simbol Tipe ISA untuk Transduser

  • Simbol pertama dari sebelah kiri menunjukkan transduser arus menjadi pneumatik yang beroperasi pada lup pengontrolan temperatur. Simbol T untuk temperatur dan simbol Y singkatan dari transduser. Peralatan ini sedang beroperasi pada loop “100”, angka loop tidak memiliki arti khusus kecuali untuk menunjukkan lup kontrol  khusus. Temperatur transduser diidentifikasi sebagai transduser dari arus ke pneumatik dengan simbol “I/P dalam kotak. “I” adalah huruf yang melambangkan arus dan “P” adalah huruf yang melambangkan tekanan. Simbol pada kotak segi empat memiliki “I” sebagai huruf pertama karena arus adalah input ke transduser, oleh karena itu, huruf tersebut merupakan huruf awal. Simbol pada kotak segi empat memiliki hurf “P” sebagai huruf kedua karena tekanan adalah output yang berasal dari transduser, dan oleh karena itu, merupakan huruf  berikutnya.

  • Simbol kedua dari sebelah kiri menunjukkan transduser dari tegangan ke arus yang beroperasi pada lup kontrol level. “L” adalah singkatan dari level dan “Y” adalah sinkatan dari transduser. Instrumen ini beroperasi pada lup “200”, angka lup ini tidak memiliki makna khusus kecuali dengan menunjukkan lup kontrol khusus. Transduser Level diidentifikasi  sebagai transduser dari tegangan ke arus dengan simbol “E/I” dalam kotak segi empat. “E” adalah huruf yang menunjukkan tegangan dan “I” adalah huruf yang menunjukkan arus. Simbol E yang ada dalam kotak segi empat fungsinya sebagai huruf pertama karena tegangan adalah input ke transduser, oleh karena itu, merupakan huruf pertama. Simbol “I” yang ada dalam kotak segi empat adalah huruf kedua karena arus adalah output dari transducer., dan oleh karena itu, menjadi huruf berikutnya.

  • Simbol ketiga dari sebelah kiri menunjukkan transduser extraktor yang berakar kwadrat (atau transduser penghilang akar kwadrat) yang beroperasi pada lup kontrol flow. Huruf “F” adalah singkatan dari aliran atau Flow dan “Y” adalah singkatan dari transduser. Instrumen ini beroperasi pada lup “300”, angka lup ini tidak memiliki makna khusus kecuali untuk menunjukkan lup kontrol khsusus. Transducer flow diidentifikasi sebagai extrakor berakar kwadrat yang diberi simbol “Ö” dalam kotak segi empat. “Ö” adalah simbol yang menunjukkan ekstraksi akar kwadrat. Extraktor akar kwadrat adalah transduser khusus yang harus digunakan untuk flow meter beda tekanan. Beda tekanan merupakan indikasi dari ”kwadrat” aliran. Untuk mendapat sinyal aliran linier, akar kwadrat sinyal output yang berasal dari differential pressure transmitter yang biasanya mengukur aliran misalnya melalui pelat orifice, maka hal itu harus dilakukan. Sinyal output yang berasal dari ekstraktor akar kwadrat secara langsung berhubungan dengan aliran linier atau aliran sesungguhnya.

  • Simbol keempat dari sebelah kiri menunjukkan transduser dari arus menjadi  frekwensi atau pulsa yang beroperasi pada lup kontrol tekanan. “P” merupakan singkatan dari tekanan atau pressure dan “Y” merupakan singkatan dari transduser.  Instrumen ini beroperasi pada lup “400”, angka lup ini tidak memiliki makna khusus kecuali untuk menunjukkan lup kontrol khsusus. Transduser tekanan diidentifikasi sebagai transduser arus menjadi pulsa dengan simbol ”I/F” dalam kotak segi empat. ”I” berarti arus dan ”F” adalah huruf untuk frekuensi atau pulsa. Simbol dalam kotak segi empat mempunyai huruf ”I” sebagai huruf pertama karena arus adalah sebagai input transduser dan oleh karena itu, menjadi simbol awal. Simbol “F” pada kotak segi empat adalah sebagai huruf kedua karena pulsanya adalah output dari transduser, dan oleh karena itu, menjadi huruf berikutnya.
Prinsip Kerja
Prinsip kerja dari transduser adalah untuk merubah satu bentuk sinyal standar menjadi bentuk sinyal standar yang lain. Lebih jauh lagi tranduser yang paling umum merubah baik:
·         sinyal arus (4-20 mA) menjadi sinyal pneumatik (3-15 psi) atau (20-100 kPa)
·         sinyal pneumatik standar menjadi sinyal arus.

Alasan untuk kelaziman dari kedua jenis transduser ini adalah sederhana. Sebagian besar kontroler di pabrik indusri yang modern output signalnya 4-20 mA, tetapi elemen kontrol akhir  adalah valve yang digerakkan secara pneumatik. Sinyal output kontroler harus diubah menjadi sinyal pneumatik untuk menggerakkan valve. Cara kerja dari kedua jenis transduser ini akan didiskusikan pada bagian berikutnya.
Transduser dari Arus menjadi Tekanan
Gambar 2. dibawah ini merupakan diagram sederhana dari transduser I/P. Transduser ini menggunakan kumparan yang digerakkan secara listrik, dengan diberi power berupa  sinyal input 4-20 mA ke posisi asembli pneumatik flapper nozzle. Posisi flapper yang berhubungan dengan nozzle akan menambah atau menurunkan tekanan output transduser. Jika flapper lebih dekat ke nozzle, maka tekanan output bertambah., jika transduser diposisikan menjauhi dari nozzle, maka tekanan output diturunkan.


Gambar 2: Diagram Skema – Transduser I/P
Cara kerja transduser ini dengan prinsip kesetimbangan gaya. Hal ini memberikan arti bahwa gaya yang dibangkitkan oleh sinyal arus pada kumparan (arus membangkitkan gaya magnet) berlawanan dengan gaya pneumatik yang dibangkitkan oleh asembli flapper nozzle yang mana digunakan pada bellow umpan balik. Kedua gaya ini berlawanan antara satu dengan yang lain dan akhirnya akan seimbang satu dengan yang lainnya. Walaupun tidak digambarkan diatas, namun sinyal output dapat disetel untuk zero dan spannya, oleh karena itu, sinyal input 4-20 mA dapat dirubah secara seimbang  menjadi sinyal input 3-15 psi (20 -100 kPa).

Penyetelan zero dan penyetelan span biasanya menggunakan dua sekrup bertempat dibawah penutup instrumen  dan diidentifikasi sebagai (Z = zero, dan S = Span).
Transduser I/P tidak memerlukan suplai listrik selain sinyal input 4-20 mA. Hal ini memerlukan supplai udara secukupnya untuk membangkitkan tekanan output miksimum 15 psi. Udara yang disuplai ke transduser biasanya  dengan ukuran 20 psi.

Setiap manufaktur menggunakan metode yang berbeda untuk merubah sinyal arus menjadi sinyal penumatik, sehingga diagram diatas tidak dapat dipakai untuk semua transduser I/P. Diagram diatas dapat dipakai untuk cara kerja transduser I/P buatan Foxboro.
Pbarik pembuat akan memberikan manual untuk menjelaskan prinsip kerja yang digunakan.
Transduser dari Tekanan menjadi Arus (P/I)
Gambar 3 dibawah merupakan diagram skema yang sederhana tentang transduser dari pneumatik menjadi arus (P/I).


Gambar 3: Diagram Skema - Transduser P/I

Penyetelan seting span dan zero diperlihatkan pada gambar diatas. Diagram tersebut merupakan representasi yang sederhana dan harus dicatat bahwa transducer P/I adalah sedikit lebih susah.
Prinsip kerja transduser dijelaskan dengan deskripisi dibawah ini. Sinyal input tekanan yang berubah-ubah digunakan pada bellow seperti yang ditunjukkan pada diagram. Bellow memanjang dan mengerut adalah  bellow yang menggerakkan detektor pelat lebih dekat atau lebih jauh dari detektor. Pada dasarnya detektor merupakan transformer tegangan AC dan pada saat detektor pelat bergerak  lebih dekat ke sisi sekunder transformer, maka tegangan yang terinduksi pada sisi sekunder akan bertambah. Tegangan AC yang terinduksi ini, pada gilirannya dirubah menjadi arus DC yang menjadi sinyal output transduser.

Arus output DC juga dikirimkan ke transduser penyambung yang memberikan umpan balik ke transduser dalam bentuk penambahan kuat medan magnet yang dibangkitkan dengan transduser penyambung. Pada transduser I/P, didesain dengan cara kerja menggunakan  prinsip keseimbangan gaya. Gaya yang digunakan pada bellow input membangkitkan output yang lebih besar yang mana digunakan pada arah yang berlawanan dengan gaya input. Pada akhirnya, input yang berlawanan dan gaya output akan menyeimbangkan antara yang satu dengan yang lain dan menstabilkan nilai yang baru.
Transduser Lain
Ada banyak jenis transduser dan hal ini bukan merupakan cakupan dari modul ini untuk mengulangi cara kerja untuk setiap jenis.

Ada banyak  jenis transduser ini, maka ada beberapa transduser penting yang umumnya digunakan  yang perlu disinggung cara kerjanya:
  • Transducer E/I merubah input teganganatau dalam beberapa milli Volt menjadi output arus.
  • Extraktor akar kwadrat merubah sinyal input yang terkwadrat, misalnya sinyal yang berasal dari flow meter tipe head dan merubahnya menjadi sinyal flow linier.
  • Transduser I/F merubah sinyal input arus menjadi sinyal output frekwensi atau pulsa.

Kalibrasi dan Pemeliharaan Transduser
Sinyal output  yang berasal dari sebuah transduser, seperti halnya instrument yang lain perlu kalibrasi setiap saat. Output yang berasal dari transduser harus memiliki hubungan sebanding secara linier dengan input. Hal ini berarti bahwa apabila input nilainya berubah-ubah, maka output harus berubah secara linier dan secara proporsional diseluruh rangenya.

Tujuan dari unit ini kita akan melangkah lebih jauh melalui kalibrasi tranduser I/P, karena hal ini adalah transduser yang paling umum digunakan di area industri. Set-up kalibrasi yang diperlukan untuk persiapan digambarkan pada Gambar 4 dibawah.




Gambar 4: Set-up Kalibrasi Transduser

Sumber input akan diubah bervariasi antara 4 dan 20 mA dimana hal ini merupakan range input untuk transduser I/P.
Dengan range input 4-20 mA, maka kita mengharapkan untuk dapat melihat output 3-15 psi (20 -100 kPa) sebagaimana nilai output yang diharapkan oleh transducer.

Prosedur Kalibrasinya adalah sebagai berikut :
  • Penyetelan Zero
      Gunakan sinyal input 4 mA, dengan unit transmisi atau lup kalibrator yang  
      sama   hubungkan ke  transduser dan periksa sinyal output pada tekanan standar.
      Sinyal ini harus terbaca 3 psig (20 kPa). Tergantung pada model dan buatan mana transducer tersebut, maka akan ada sekrup penyetelan zero yang terletak pada transduser  I/P yang dapat dilihat.
Setel zero jika perlu.
            Jika indikator zero ”hidup” hal ini berarti bahwa nilai terendah output tidak nol
            tetapi diatas nol. Dalam sinyal pneumatik nol ”hidup”  berarti 3 psi atau 20 kPa
            (efektif). Dalam sinyal arus nol ”hidup” berarti bukan nol mA tetapi 4 mA.

  • Penyetelan Span
Prosedur berikut adalah memeriksa nilai range teratas dari output dan menyetel jika perlu.
Gunakan sinyal 20 mA dari Kalibrator lup dihubungkan ke input transduser dan periksa output tekanan standarnya.
Harus terbaca 15 psig (100kPa).
Setel seting span jika perlu.
Tergantung transduser tersebut buatan dan model apa, maka akan ada letak sekrup yang digunakan untuk menyetel mekanisme transduser I/P.
Setel sekrup span tersebut sampai nilai output mencapai 15 psig (100 kPa).

Perlu diingat bahwa zero dan span adalah saling mempengaruhi sehingga kedia penyetelan harus diperiksa beberapa kali sampai tercapai kesetimbangan yang sebenarnya.

Sinyal output harus diperiksa secara linier setiap 25% dari nilai inputnya. Hal ini berarti bahwa output tidak tejadi penyimpangan dari hubungan linier tersebut dengan  adanya input pada nilai akurasi yang telah ditetapkan untuk instrumen tersebut. Beberapa instrumen memiliki penyetelan linearitas yang dapat diset jika ada masalah linearitas. Sebagian besar transduser kemungkinannya tidak melakukan hal ini. Penjelasan yang lebih mendetail secara umum tentang prinsip-prinsip dan metode kalibrasi bisa didapat pada modul yang lain.

Lembaran kalibrasi harus diisi dengan benar agar menjadi dokumen kalibrasi instrumen tersebut dan setiap instrumen yang diservis di pabrik.
Pemeliharaan
Sebagian besar transducer bergabung dengan sebagian besar komponen elektronik  pada konstruksinya. Pemeriksaan komponen secara visual, maka papan rangkaian dan wiring harus dibuat. Jika ada cacat pada rangkaian tersebut, maka harus diperbaiki atau diganti  jika perlu. Lagi pula, kemungkinan disarankan untuk mengirim unit ke depot perbaikan dari manufaktur untuk troobleshooting dan perbaikan komponen elektronik jika perlu.

Sebagian besar transduser bergabung dengan asembli flapper nozzle pneumatik dan komponen pneumatik yang lain dalam konstruksinya. Komponen ini dapat diperiksa jika bocor, diaphragma yang rusak atau gasket, nozzle dan orifice yang tersumbat. Komponen pneumatik ini biasanya dapat diperbaiki di tempat kerja jika suku cadangnya masih tersedia. Namun pemahaman seluruh prinsip kerja sangat diperlukan untuk mencapai tujuan ini.
Biasanya harus dikonsultasikan dengan  literatur manufaktur baik sebelum dan ketika  mencoba memperbaiki komponen instrumen tersebut. Biasanya cukup mendetail sehingga memungkinkan pengetahuan personil dapat mengatasi masalah perbaikan tersebut.

Salah satu pertimbangan yang sangat penting pada komponen pneumatik adalah untuk memastikan bahwa sumber udara kering dan bersih untuk mengoperasikan intrumen-instrumen ini. Banyak masalah yang berhubungan dengan catu daya pneumatik dan  dapat dikurangi jika pertimbangan ini dipenuhi.


Transmitter Pneumatik
TRANSMISSION OF SIGNALS
Karena ukuran dan kompleksitas dari pabrik industri modern, maka diinginkan adanya suatu ruang control pusat untuk mengontrol suatu proses. Titik-titik pengukuran variabel seperti flow dan tekanan diletakkan diseluruh fasilitas, sehingga beberapa sarana harus digunakan untuk mengirim data-data tentang ukuran dan identitas variable-variabel proses.

Transducer pengirim merupakan suatu alat yang mengubah suatu variabel yang dihitung menjadi sinyal yang dapat dikirim, sehingga dapat diterima oleh peralatan penunjuk, perekam atau pengendali yang berada di tempat yang jauh. Primary sensing elements membentuk bagian dari peralatan pengirim ini.
Output dari sensor-sensor ini memposisikan peralatan mekanik dan elektrik yang menghasilkan suatu pneumatic output yang sesuai dari suatu instrument.

Pemilihan suatu transmitter pneumatic tergantung pada sifat variable dan pada jarak sinyal yang harus dikirimkan. Pengiriman sinyal-sinyal pneumatic biasanya dibatasi pada jarak yang tidak lebih dari 200 m tanpa adanya boosting atau tekanan pada konversi arus.
Suatu suplai udara dari instrument quality air (yang paling umum tekanannya 140 kPa) merupakan persyaratan pertama untuk transmisi pneumatic.
Sinyal-sinyal output yang umum untuk transmitter pneumatic adalah 20 sampai 100 kPa (SI units) atau  3 sampai 15 psi (Imperial units).
PNEUMATIC TRANSMITTER PRINCIPLES
Ada banyak design transmitter pneumatic yang bervariasi detailnya, tetapi elemen dasar yang biasanya digunakan adalah mekanisme  flapper-nozzle, seperti yang digambarkan pada Gambar.1, atau dalam kombinasinya dengan suatu peralatan air-amplifying atau relay seperti yang ditunjukkan pada Gambar.3. Peralatan-peralatan ini telah dibicarakan sebagai komponen-komponen yang terpisah dalam unit-unit sebelumnya, dan oleh karena itu hanya akan direview secara singkat disini.
Untuk review yang lebih detail, lihatlah unit-unit sebelumnya.

Fig1.TIF
Fig1

Gambar 1: Flapper-Nozzle Principle

Suplai udara yang biasanya 140 kPa merupakan udara bersih dan kering yang dipertahankan pada tekanan konstan. Udara ini dibiarkan memuai melalui suatu hambatan, yang mempunyai lubang yang lebih kecil daripada lubang nozzle. Jika flapper yang diposisikan oleh beberapa sensing device seperti  Bourdon tube sedikit dijauhkan dari nozzle, udara akan keluar melalui nozzle dengan lebih cepat daripada pada saat melewati hambatan, sehingga tekanan output akan turun ke nol. Ketika flapper lebih didekatkan pada nozzle, arus udara melalui nozzle berkurang dan output akan mulai naik. Jika flapper sama sekali menutup nozzle, output akan naik sampai pada tekanan suplai, seperti yang diperlihatkan pada Gambar 2. Gerakan flapper yang hanya 0,015 mm, yang dihasilkan oleh sedikit perubahan dalam variabel proses, akan menyebabkan perubahan maksimum dalam output. Tipe transmiter ini akan mempunyai kegunaan yang terbatas. Transmiter ini hanya dapat digunakan untuk mengoperasikan sakelar elektrik atau untuk beberapa peralatan lainnya yang memerlukan output maksimum atau minimum (on/off).
Fig2.tif
Fig2

Gambar 2: On-Off Transmitter

Sebagian besar proses memerlukan lebih banyak daripada sekedar sinyal on-off disekitar control loop. Operasi secara ekonomis dan secara keselamatan menuntut adanya output dari transmitter yang berhubungan erat dengan nilai sesungguhnya dari variabel proses, atau output harus proporsional dengan input atau variabel proses.

Gambar.3  menunjukkan penambahan suatu bellows yang merupakan elemen feedback yang proporsional. Jika sensing element utama menggerakkan flapper ke arah nozzle, tekanan nozzle dan output akan naik. Karena bellows dihadapkan pada tekanan output, maka bellows tersebut akan memuai kearah kiri dan menggerakkan bagian atas flapper sedikit menjauh dari nozzle, sehingga untuk setiap input akan ada suatu celah flapper-nozzle yang unik dan hanya ada satu output. Ini dikenal sebagai “ feedback negatif “ yang memberikan suatu hubungan proporsional antara nilai input dan nilai output dari transmiter.  Gambar. 4 menunjukkan hubungan proporsional antara output dan nilai variabel proses, atau nilai output.
Fig3.tif
Fig3

Gambar 3: Transmitter with Feedback Bellows

Transmiter yang ditunjukkan pada Gambar.3 memberi respons cukup lambat pada suatu perubahan dalam variabel proses, sehingga diperlukan waktu yang cukup lama untuk mengisi bellows dan sebuah tabung tembaga seperempat inci yang cukup panjang. Untuk mempercepat respons dan untuk mengurangi udara yang hilang melalui nozzle, ditambahkan suatu pneumatic amplifier, yang seringkali disebut pneumatic relay, seperti yang ditunjukkan pada Gambar.5.

Fig4.tif
Fig4

Gambar 4: Plot of Proportional Output
Fig5.tif
Fig5
Gambar 5: Basic Pneumatic Transmitter

Dengan mempertimbangkan transmitter yang diperlihatkan pada Gambar.5, suatu peningkatan dalam nilai variabel proses akan menggerakkan sambungan dan ujung dasar flapper kearah kanan. Lebih sedikit udara akan mengalir melalui nozzle, yang menyebabkan backpressure dalam nozzle dan capsule meningkat. Gerakan keatas dari capsule dan pilot valve akan mengurangi lubang exhaust dan menambah lubang port suplai udara untuk meningkatkan output. Hal ini menyebabkan feedback bellows memuai dan menarik bagian ujung atas flapper sedikit menjauh dari nozzle untuk menghasilkan output proporsional lebih cepat daripada transmitter dalam Gambar.4.

Penggunaan relay udara menghasilkan volume output yang lebih besar, dan juga tekanan nozzle di perbesar dan udara yang hilang melalui nozzle dikurangi. Contohnya, suatu variasi dalam tekanan  nozzle dari 5 sampai 20 kPa akan menyebabkan suatu perubahan dari 20 sampai 100 kPa dalam output.

Gambar.6 menunjukkan suatu transmiter tekanan diferensial dalam industri yang mungkin digunakan untuk pengukuran level atau flow.
 Fig6.tif
Fig6

Gambar 6: Differential Pressure Transmitter

Instrumen khusus ini mempunyai dua lengan yang dapat digerakkan, sebuah force bar yang dihubungkan ke sebuah capsule dan sebuah range rod yang dihubungkan pada feedback bellows. Kedua ujung range rod bebas berputar disekitar range nut yang terletak menyandar pada chassis. Titik fulcrum ini dapat digerakkan keatas dan kebawah untuk mengubah range sinyal output. Salah satu ujung range rod ini dihubungkan ke force bar oleh flexure connector, sementara ujung lainnya diputar oleh gaya dalam feedback bellows. Fulcrum dari force bar dipasang pada titik D. Suatu kenaikan dalam tekanan diferensial yang disebabkan oleh suatu kenaikan dalam flow atau level akan memaksa capsule bergerak ke kiri, yang menyebabkan force bar sedikit berputar searah dengan jarum jam, kira-kira pada titik D.

Flapper, yang dinaikkan pada flexure connector, mendekati nozzle yang menyebabkan tekanan nozzle dan relay output  naik. Kenaikan dalam tekanan feedback akan menyebabkan bellows memuai ke kanan dan memaksa ujung atas range rod untuk bergerak kearah kiri, untuk menggerakkan flapper sedikit menjauh dari nozzle. Output diatur sedemikian rupa sehingga measuring moment dan feedback moment sama. Output dari transmitter ini bervariasi antara  20 dan 100 kPa dan proporsional terhadap tekanan diferensial. Relay di design agak sedikit berbeda, tetapi prinsip operasinya serupa dengan tipe yang telah dijelaskan sebelumnya.
Transmitter Output Calculations
Input  pengukuran variable proses (tekanan, flow level, dll) secara langsung proporsional terhadap output transmitter, atau mempunyai hubungan matematis dengan output transmiter. Untuk setiap input yang naik, kita dapat menghitung output yang berhubungan dengannya secara cepat. Sebelum kita bicarakan rumus, kita harus mereview beberapa istilah transmiter dasar (seperti span, lower range value dan upper range value). Ingatlah bahwa istilah-istilah ini digunakan baik untuk input maupun output dari transmitter.

Input range menunjuk pada nilai-nilai input yang terendah dan tertinggi dimana transmitter dikalibrasi untuk mengukur.

Input span adalah perbedaan secara aljabar antara the lower range value dan upper range value. 

Input span tergantung pada range dari variable proses yang akan diukur oleh operator.
Output span (perbedaan antara lower DAN upper output range) ditetapkan pada 80 kPa (20 to 100 kPa) atau 12 psi (3 to 15 psi) untuk transmiter pneumatic.

Contoh:
Input dari sebuah transmitter tekanan pneumatic adalah 0 kPa sampai 500 kPa.

Input:
                Lower range value (L.R.V.)    =   0 kPa

                Upper range value (U.R.V.)    =   500 kPa
                                                    Span    =   U.R.V. - L.R.V.
                                                                =   500 kPa - 0 kPa
                                                                =   500 kPa

Output:
                Lower range value (L.R.V.)    =   20 kPa

                Upper range valve (U.R.V.)    =   100 kPa

                                                    Span    =   U.R.V. - L.R.V.
                                                                =   100 – 20 (kPa)
                                                                =   80 kPa
Ingatlah bahwa output lower range value dari transmiter pneumatic ini adalah 20kPa. 
Output minimum ini dikenal sebagai “live zero”.
Live zero berguna untuk kalibrasi dan troubleshooting terhadap transmitter. Teknisi dapat siap memastikan zero drift atau power failure.

Rumus yang menghubungkan input ke output dari transmitter adalah sebagai berikut:

            Transmitter output



Contoh:
Sebuah transmiter tekanan uap dikalibrasi untuk range dari 0 sampai 2000 kPa.  Hitunglah output dari transmiter jika inputnya 1200 kPa untuk sebuah transmiter tekanan pneumatic.

                
Penyelesaian:
Pneumatic Transmitter

            Transmitter output

           

            = 

=  ( 0.6 x 80 kPa)  +  20 kPa

68 kPa  (Ans)


Transmitter Electronik

Transduser dan Transmiter
Seringkali intilah transduser dikacaukan dengan trnsmiter.

Sebuah transduser diklasifikasikan sebagai alat yang meng-konversikan satu bentuk energi ke energi yang lain. Beberapa contoh transduser adalah :

1.      Arus ke voltage. Mengubah sebuah sinyal dengan 4-20 miliampere menjadi sinyal dengan 20 sampai 100 kPa.
2.      Aktuator diafragma. Mengubah tekanan udara menjadi gerakan mekanis.
3.      Meter turbin mengubah aliran fluida menjadi gerakan berputar.
Sebuah transmitter merespon terhadap kondisi proses (tekanan, suhu, aliran, dsb) dengan alat sensor atau elemen pengendus (sensing element) dan mengubahnya menjadi  nilai transmisi atau sinyal yang distandardkan, misalnya 4 sampai 20 miliampere atau 20 sampai 100 kPa.
Sebuah transmitter bisa dianggap transduser jenis special, tetapi bukan sebaliknya.

Simbol ISA
3iu06f8

Gambar 1
Pressure Transmitter (PT) and a Pressure Indicating Transmitter (PIT)
Transmiter Tekanan (TT) dan Transmiter yang Mengindikasikan Tekanan (TMT)

Perbandingan Instrumen Elektronik versus Pneumatik

Selama bertahun-tahun, transmisi sinyal pneumatic merupakan standard. Beberapa level seperti 6 psi – 30 psi, 3 psi – 27 psi dan akhirnya 3 psi – 15 psi dianggap standard yang bisa diterima. Di negara yang menggunakan System International atau SI standard unit, kisaran 20 kPa sampai 100 kPa dipergunakan. (Standard tekanan yang direkomendasikan akhir-akhir ini bisa dirujuk ke ISA-S7.4)
Pneumatics transmitters offered (and still do) some recognizable advantages;
Transmiter pneumatic menawarkan (sampai sekarang) keuntungan yang bisa dilihat :
·         Benar-benar aman atau tahan ledakan.

·         Bisa dioperasikan dari gas yang bisa ditekan jenis apapun (udara, gas alam, dsb).

·         Merupakan sumber yang baik bagi tenaga tinggi bila dipergunakan dengan konjungsi dengan diafragma atau aktuator dengan style piston.

·         Mudah dipahami, dicari kesalahannya (trouble shooting) dan dirawat.

Akan tetapi, sistem pneumatic juga mempunyai kekurangan yang unik.

  • Karena metode transmisi mempergunakan gas yang bisa ditekan sebagai medium transmisi, dan biasanya tubing instrument yang biasanya telah dipergunakan cukup lama, metode transmisi ini mempunyai ‘lag time’ (waktu penundaan ) pada penerimaan sinyal akhir. (Dalam beberapa aplikasi control, ini bertindak sebagai sedikit ‘model yang menyaring suara’ dan dianggap sebagai keuntungan).
  • Sistem pneumatic mula-mula sangat mahal untuk memasangnya karena biaya yang tinggi dari kompresor udara dan komponennya.
Akan tetapi pada aplikasi industri saat ini, trendnya adalah menuju komunikasi dan kontrol komputer. Untuk saling meng-interface atau menghubungkan sistem pneumatic ke elektronik, peralatan yang mahal diperlukan, seperti misalnya pengubah tekanan ke arus (pressure to current converters (P/I) dan pengubah arus ke tekanan (I/P)

Keuntungan utama yang dimiliki transmitter elektronik dibanding pneumatic adalah :
·         Waktu transmisi sinyal yang sesaat.

·         Kabel dianggap lebih murah daripada tubing tembaga atau plastic.

·         They can easily be electrically interfaced into computer control systems. Transmiter elektronik bisa dengan mudah di-interface (dihubungkan) secara elektrik ke sistem kontrol komputer. 

·         Transmiter elektronik ‘pintar’ bisa semua menggunakan sepasang kabel listrik yang biasa dipakai.

Seperti Anda lihat, ada keuntungan untuk kedua sistem. Akan tetapi, pada instalasi plant (pabrik) baru dan retrofit, transmiter elektronik adalah yang paling umum.
Modul berikut akan menjelaskan konsep dasar transmitter elektronik, standardnya, dan prinsip-prinsip pengoperasiannya.
Basic Transmitter Principles
Karena ukuran dan kompleksitas plant industri modern, sangat diharapkan plant memiliki control semua proses dari satu ruang control sentral. Point-point pengukuran variabel, seperti aliran dan tekanan diletakkan tersebar pada semua fasilitas, jadi beberapa alat harus dipergunakan untuk mengirim suatu daya untuk mengetahui tentang ukuran dan identitas dari variable proses.

Transduser yang memancarkan (transmitting) adalah alat yang mengubah variabel yang diukur menjadi sinyal yang bisa di-transmit (pancarkan), sehingga bisa diterima oleh alat yang mengindikasikan, merekam dan mengontrol  dari jarak jauh. Elemen pengendus yang utama membentuk bagian dari alat transmisi. Output dari sensor-sensor ini memposisikan (menempatkan) alat mekanik atau listrik yang mengakibatkan output elektrik atau pneumatic yang berhubungan dari instrumen
Pemilihan apakah akan menggunakan transmitter pneumatic atau elektrik tergantung pada sifat variabel dan jarak sinyal harus dipancarkan (transmit). Transmisi dari sinyal pneumatik terbatas jaraknya tidak melebihi 200 m sementara sinyal elektrik bisa ditransmit pada jarak yang lebih jauh dan lebih mudah diaplikasikan ke kontrol yang menggunakan komputer.

Transmisi yang secara universal bisa diterima adalah transmisi yang menggunakan loop arus dengan sinyal arus dalam kisaran milliamp. Sementara bermacam-macam kisaran telah digunakan pada beberapa waktu, standard saat ini adalah kisaran 4-20mA yang merefleksikan kisaran proses 0-100% dari variabel yang diukur.

For example,
if a pressure transmitter were calibrated for a 0 to 1000 psi input, which would result in a 4 to 20milliamp output on the transmitter, the following conditions would apply;
Contoh :
Bila transmitter tekanan dikalibrasi untuk input 0 sampai 1000 psi, yang akan menghasilkan output 4-20 miliamp pada transmiter, kondisi berikut akan diterapkan,

            Process                        Output (milliamps)
            0 psig                           4 ma
            250 psig                       8 ma
            500 psig                       12 ma
            750 psig                       16 ma
            1000 psig                     20 ma

Karena itu, bisa dianggap bahwa dengan jalan mengukur sinyal milliamp dari transmitter, interpretasi yang tepat dari nilai proses bisa diperoleh.
Contoh I :
Sebuah transmitter tekanan dikalibrasi untuk output 4-20 milliamp untuk input 0-300psig. Bila proses 140 psig, berapa besar output transmiter dalam miliamp?
Pemecahan :
Untuk 0-100% perubahan pada input, transmitter akan berubah dari 4 ke 20 miliamp atau rentang (20-4=16) 16 mA.
In order to achieve this the process would have to change from 0-300psig (300psig span).            
           
Bila proses aktualnya pada 140 psig, inputnya akan 140 psig/300 psig= 0.467 atau 46.67% dari input maksimum.

Karena itu, output arus juga akan 46.6% dari maximum.

Prosentase baru dari output akan 46.6% dari 16 miliamp (20-4 miliamp) =7.47 miliamp.

Akan tetapi, karena % output arus dinaikkan (elevated) (4 miliamp sebagai ganti 0 miliamp) kita harus mempertimbangkan ini. Output transmitter akan menjadi :

                        7.47 milliamps + 4 milliamps = 11.47 milliamps

Standard 4-20 mA normalnya diubah ke sinyal 1 sampai 5 dengan menyisipkan resistor 250 ohm memotong sirkuit dengan beban seperti ditunjukkan pada Gambar. 2. ini bisa dibuktikan dengan menggunakan hukum Ohm. Ketika arus 4mA (0.004 A), voltage bisa ditentukan sebagai berikut.
                      E    =   IR
                            =   0.004 A x 250 W
                            =   1 V
Fig7
Gambar 2: Mengubah Sinyal Arus ke Voltage

Whilst most panel instruments and distributed control system inputs are designed for a 1 – 5 v DC input this is not a standard. For example the Foxboro I/A DCS system uses an 0.2 – 1.0 v DC input standard and consequently their load resistors are rated at 50 ohms.
 Sementara sebagian besar instrument panel dan input sistem control yang didistribusikan didisain untuk input 1-5 v DC, ini tidak standard. Contoh, sistem Foxboro I/A DCS menggunakan standar input 0.2-1.0 v DC dan konsekuensinya, resistor beban dinilai (rated) pada 50 ohms.

Basic Electrical Transmitter Principles
Sebuah transmitter elektrik atau elektronik terdiri dari tiga komponen utama seperti ditunjukkan pada Gambar. 3.

Fig8

Gambar 3: Transmiter Elektrik Dasar

1.      Alat Pengendus Mekanik
Ini bisa Bourdon tube, bellows, atau diaphragma dengan sambungan atau alat lain yang memberi gaya atau menciptakan potensial ketika variabel proses mengubah nilainya.

2.      Transduser Elektrik
Komponen ini bisa terdiri dari resistansi variabel, kapasitansi, atau induktansi yang berubah dalam proporsinya menjadi input mekanik. Perubahan elektrik berhubungan dengan perubahan pada tekanan nozzle pada transmiter pneumatik.

3.      Amplifier dengan Umpan Balik
Untuk memberikan output yang berguna, perubahan elektrik yang kecil yang dihasilkan oleh transducer harus di-amplified oleh amplifier elektronik. Output dari bagian amplifier diumpan balik untuk menciptakan gaya melawan ke input, sama dengan gaya di tipe pneumatic.
Sensor Pengukuran Tekanan
Dengan sistem pneumatic, sangat mudah untuk mengubah perubahan di tekanan proses menjadi gaya mekanik (bellows, kapsul, diafragma, dsb) untuk menggerakkan baffle yang berkaitan dengan nozel. Karenanya, dengan instrument pneumatic, sangat mudah mengubah perubahan tekanan input menjadi perubahan tekanan output karena tekanan mempunyai apakah energi hidrolik atau pneumatic. Ini bisa dideteksi dengan gaya dasar atau alat penyeimbang (balance) moment seperti nozel flapper.

Untuk mendeteksi dan mengubah perubahan tekanan menjadi perubahan yang bisa dideteksi secara elektrik, pendekatan baru terhadap sensor fisik harus dipahami.
Metode yang berbeda untuk mengubah tekanan menjadi energi elektrik sudah dan sedang dipelajari dan sebagai hasilnya berikut ini adalah metode yang paling umum untuk mengubah tekanan melalui gerakan mekanik menjadi perubahan di sifat-sifat elektrik.                    
·         Induktansi Variabel
Gerakan mekanik menyebabkan perubahan pada induktansi pada suatu sirkuit.
·         Frekuensi Variabel
·         Gerakan mekanik menyebabkan perubahan pada frekuensi.
·         Resistansi Variabel                                                                                         Gerakan mekanik bisa menyebabkan perubahan pada resistansi material.
·         Strain Gauge                                                                               
·         Tekanan (stress) mekanik menyebabkan perubahan di resistansi
·         Kapasitansi Variabel                                                                                          Tekanan (Stress) mekanikal menyebabkan perubahan di kapasitansi.
·         Piezoelectric                                                                                
·         Tekanan (stress) mekanik menyebabkan muatan listrik.        

Detail dari per-sirkuitan elektronik adalah di luar scope modul ini, sehingga modul ini hanya menerangkan prinsip operasi secara umum saja.
Transmiter Induktansi Variabel
Elemen sensor tekanan yang dipergunakan sama dengan elemen pengendus yang dipergunakan dengan sistem pneumatic, kecuali alatnya dimodifikasi sehingga gaya atau gerakan yang ditimbulkan oleh variabel proses diubah menjadi output arus searah untuk dibaca dan control di daerah yang terpisah jauh. 

Transmiter tekanan diferensial elektronik diilustrasikan pada Gambar. 4. Suatu peningkatan pada aliran atau level proses akan menciptakan tekanan diferensial yang lebih besar sepanjang kapsul diafragma, sebagaimana pada tipe pneumatik, dan gaya yang lebih besar diberikan pada bagian ujung yang lebih rendah  dari batang (bar) gaya, yang berputar pada flexure. Gaya ini di-transmit ke sistem balans gaya elektronik melalui tuas (lever) yang ditunjukkan.

Sistem penyeimbang elektronik mempunyai tiga komponen utama : sebuah detector, motor untuk umpan balik, dan sebuah amplifier oscillator. Detektor adalah transformer diferensial yang winding utamanya digerakkan (excited) oleh sebuah oscilator. Sebuah perubahan di tekanan diferensial menyebabkan gerakan sedikit di core yang dilaminasi (laminated), menguatkan kopling induktif yang menyebabkan peningkatan pada voltage kedua (secondary) ke amplifier dc. Output arus dari amplifier lewat ke motor umpan balik, yang dihubungkan seri dengan suplai tenaga dc dan readout (ukuran yang dibaca) di tempat jauh. Ketika arus ke motor umpan balik meningkat, gaya tolak yang lebih besar (repelling force) dibentuk dengan me-reposisi core yang dilaminasi pada detektor. Koil umpan balik menggunakan gaya yang sama dan berlawanan ke gaya yang ditimbulkan oleh perubahan pada tekanan diferensial, dan karenanya menjaga sistem dalam keadaan keseimbangan gaya yang terus menerus. 
Fig9

Gambar 4: Differential Transformer Type Force Balance Electronic Pressure Transmitter
Sensor Frekuensi Variabel (Kawat Resonant)
Prinsip dasar dari sensor frekuensi variabel adalah mendapatkan kawat yang bergetar pada frekuensi resonansi, dan mengubah tekanan variabel menjadi perubahan frekuensi resonansi. Menunjuk ke sensor, Gambar. 5, sebuah kawat ditempatkan dengan tegangan antara dua magnet permanent dan diset untuk bergetar pada frekuensi resonansi. Sensor diisi minyak silikon, yang dibiarkan berpindah tempat dari sisi tekanan tinggi ke sisi tekanan rendah dari sensor. Ketika sensor meningkat pada diafragma yang meng-isolate tekanan tinggi, minyak silikon disalurkan melalui port (lubang) penyalur fluida ke sisi tekanan rendah. Karena kawat menempel ke diafragma tekanan rendah, kawat ditarik ketika sisi tekanan rendah melenceng keluar. Ini meningkatkan tegangan kawat, yang menyebabkan frekuensi resonansi  meningkat.

Frekuensi resonansi pada kawat diberikan dengan formula :

           

Karena panjang dan masa kawat tetap, satu-satunya variabel adalah tegangan, jadi bila istilah untuk masa dan panjang diganti dengan (d) yang konstan

           

Dan karena tegangan proportional dengan tekanan, ini menunjukkan bahwa frekuensi resonansi proporsional dengan tekanan.

Fig13

Gambar 5: Resonant Wire Sensor
Sensor Resistansi Variabel
Metode yang paling sederhana menggunakan perubahan pada metode resistansi. Perubahan resistansi adalah yang paling mudah dideteksi dan karenanya membutuhkan jumlah sirkuit yang paling kecil. Akan tetapi, akurasinya adalah salah satu yang paling lemah dari empat tipe. Sebagaimana telah disebut semuanya telah digantikan oleh penggunaan tipe resistansi gauge tegangan (strain), meskipun masih diketemukan juga pada transmiter pengukuran aliran (lihat modul pengukuran aliran).

Pada prinsipnya, gerakan mekanik digunakan untuk memvariasikan sebuah potentiometer, yang pada gilirannya akan menyebabkan perubahan voltage yang bisa diukur pada sirkuit. Lihat Gambar. 6.
3IU06F1

Gambar 6: Detektor Tekanan Resistansi yang Disederhanakan
Sensor Resistansi Variabel (Alat Pengukur Tegangan)
Sebuah pengukur tegangan (strain) adalah sebuah transduser yang menggunakan variasi resistansi elektrik untuk mengendus tegangan (strain), dihubungkan dengan stres yang diberikan pada material, ketika sebuah gaya diaplikasikan pada suatu struktur. Pengukur tegangan (strain) secara fisik menempel ke permukaan material yang mendapat stress dan transduser memberikan sinyal output elektrik yang proporsional dengan tegangan (strain).

Stres adalah resistansi internal yang dipasang pada material ketika beban eksternal diaplikasikan. Stres selalu diekspresikan sebagai intensitas stres dan karenanya beban yang dibawa per luas unit dari material, bisanya dinyatakan dalam kN/m2, atau kPa, jadi :
                  Stress    =   beban
                                    area

Strain adalah perubahan bentuk yang terjadi pada material karena adanya stress. Strain linier diukur sebagai perubahan pada panjang per panjang unit, yang terjadi ketika tensile atau beban kompresif di aplikasikan, jadi :
                  Strain    =   perubahan panjang
                                    Panjang original

Ketika struktur berubah panjangnya, yaitu, diregang, gerakan ini di-transmit ke kawat gage regangan. Kawat akan memanjang bila mendapatkan ’tensile stress’, dan karenanya meningkatkan panjangnya dan menurunkan luas penampang melintangnya. Sebagai akibatnya, ini akan mengakibatkan peningkatan pada resistansi elektriknya, karena resistansi dari material metalik pada suhu konstan, berbanding lurus dengan panjang, L, dan berbanding terbalik dengan penampang melintang A.
Jadi:

           

Di mana:

             R    =   resistansi konduktor (W)

             L    =   panjang konduktor (m)

                 =   resistivitas  konduktor ( - m)
                        (Ini juga disebut sebagai Resistansi Spesific)

             A    =   luas konduktor (m2)

Bila menggunakan transducer dengan tipe pengukur (gage) strain. Variasi suhu harus dikompensasikan karena perubahan temperatur akan menyebabkan keduanya material dasar dan elemennya sendiri mengembang atau menyusut. Sebagai tambahan, resistiviti dari material pengukur (gage) strain bervariasi dengan suhu, karenanya, suhu yang canggih untuk memberi kompensasi sirkuit harus disertakan..
Tipe transmiter ini bisa sangat akurat (+/- 0.1% dan lebih baik)
 3IU06F2


Gambar 7: Sensor Pengukur (Gauge) Strain yang Disederhanakan

Sensor Kapasitansi Variabel
Prinsip operasi dasar yang dipergunakan pada sensor tekanan kapasitive adalah pengukuran perubahan pada kapasitansi akibat dari gerakan elemen deformasi elastis.

Ada tiga faktor yang mempengaruhi nilai capasitansi.:
      (1)     Kapacitansi berbanding lurus dengan luas plat kapacitor
      (2)     Kapasitansi berbanding terbalik dengan ruang antara plat-plat kapacitor.
      (3)     Kapasitansi berbanding lurus dengan dielectric antara plat-plat kapasitor.

Bila hubungan ini dinyatakan dalam persamaan, hasilnya adalah :

               C    =   KA
                            s
Di mana:
               C    =   kapacitansi (F)
                A    =   luas plat (m2)
                 s    =   jarak antara plat satu dengan yang lain (m)
               K    =   dielectric konstant, tidak ada unit

Gambar. 8 melukiskan detector tekanan diferensial dengan tipe kapasitansi  berisi dua plat kapasitor. Tekanan fluida proses diaplikasikan ke diafragma yang meng-isolasi yang selanjunya transmit tekanan, dengan minyak silikon, ke diafragma pengendus yang melenceng keluar dalam responnya ke tekanan diferensial sepanjang diafragma . Perpindahan dari diafragma (maximum 0,1 mm) proportional dengan tekanan diferensial. Plat kapasitor pada kedua sisi diafragma pengendus mendeteksi posisi diafragma pengendus.
Ketika tekanan proses berubah, perubahan pada kapasitansi elektrik dideteksi dan di-amplified menjadi sinyal 4 sampai 20 miliamp.
Seperti tipe pengukur (gage) strain, perubahan pada kapasitansi juga menggunakan elektronik yang sensitif dan canggih, sekali lagi karena sinyal kecil dan suhu bisa mempengaruhi ukuran (reading).
3IU06F3

Gambar 8: Kapsul Kapasitansi Transmiter yang Tipikal

3IU06F4

Gambar 9: Diagram Blok dari Elektronik Transmiter Tekanan Kapasitansi
Piezoelectric
Style ini berdasarkan pada efek piezoelectric dari tipe kristal tertentu. Ketika berubah bentuk (deformed) karena tekanan, kristal akan menghasilkan muatan listrik kecil yang diamplified. Sekali lagi, elektronik yang rumit dipergunakan dan transmiter bisa sangat mahal. Seringkali, elektronik tersebut didapatkan pada transmiter yang bertekanan sangat tinggi (sampai 400 mPa atau lebih tinggi). Sisi bawah alat ini mungkin paling fragile (mudah pecah) dan menjatuhkannya bisa merusak elemen kristal. Tipe transmiter ini mempunyai respon dengan frekuensi sangat tinggi dan bisa digunakan untuk mengukur fluktuasi tekanan di mana tipe transmiter lain tidak bisa mendeteksi. Tipe ini sering dipergunakan pada balistik, tekanan engine roket dan pengujian tekanan gelombang kejutan (shock waves) pada letusan.
Tipe-Tipe Lain
Transmiter tekanan optikal ada meskipun tidak banyak dibutuhkan. Alat ini cenderung menggunakan gerakan dari sensor diafragma untuk menyebabkan sudu (vane) yang opaque bergerak antara sumber sinar infra merah dan detektor. Ini menyebabkan variasi dalam intensitas sinar pada detektor, yang pada gilirannya digunakan untuk mengembangkan output yang berhubungan dalam hubungannya dengan tekanan input.

Akhir-akhir ini (1996), sebuah transmitter tekanan style baru sedang dikembangkan di Canada timur. Transmiter ini tidak mempunyai bagian yang bergerak (diafragma, dsb) dan terbuat dari bahan optik fiber. Perubahan pada tekanan proses akan menyebabkan perubahan kecil pada refraction pada ujung kabel. Keuntungan jenis ini adalah sangat aman (explosion proof) dan fiber gelas tahan korosi atau stres karena tekanan proses tinggi. Karena ini masih pada experiment akhir dan fase pengujian, belum banyak informasi yang bisa diberikan.

Transmitter Output Calculations
Input pengukuran variabel proses (tekanan, level aliran, dsb) berbanding lurus dengan output transmitter, atau mempunyai hubungan matematis denga output transmitter. Untuk setiap output yang meningkat, kita bisa menghitung output yang berkaitan dengan tepat. Sebelum kita bicarakan formulanya, beberapa istilah transmiter dasar (rentang, nilai kisaran rendah atau tinggi) harus diketahui. Perlu dicatat istilah-istilah ini bisa digunakan untuk inpuut dan output.

Kisaran input adalah nilai input terendah dan tertinggi dimana transmitter dikalibrasi untuk mengukurnya.

Rentang input adalah perbedaan aljabar antara nilai kisaran rendah (lower range value) dan nilai kisaran tinggi (upper range value).
Rentang input tergantung pada kisaran variabel proses yang akan diukur operator.
Rentang output (perbedaan antara kisaran output yang rendah dan yang tinggi) yang ditetapkan pada 16 mA (4 sampai 20 mA) untuk transmiter elektronik.

Contoh:
Input pada tranmiter tekanan elektronik adalah 0 kPa to 500 kPa.

Input:
                Lower range value (L.R.V.)    =   0 kPa
                Upper range value (U.R.V.)    =   500 kPa

                                                    Span    =   U.R.V. - L.R.V.
                                                                =   500 kPa - 0 kPa
                                                                =   500 kPa

Output:
                Lower range value (L.R.V.)    =   4 mA
                Upper range valve (U.R.V.)    =   20 mA

                                                    Span    =   U.R.V. - L.R.V.
                                                                =   20 mA - 4 mA
                                                                =   16 mA


Perhatikan bahwa nilai kisaran rendah output untuk transmiter elektronik adalah 4 mA dan pneumatic adalah 20 kPa. Output minimum dikenal sebagai ‘live zero’ Live zero berguna untuk kalibrasi dan mencari penyebab kerusakan (trouble shooting) pada transmitter. Teknisi bisa dengan siap memastikan suatu ‘zero drift’

Formula (rumus) yang berkaitan dengan input transmitter ke output transmitter sebagai berikut:

Transmitter output

Example:
Transmiter tekanan uap dikalibrasi untuk kisaran 0 hingga 2000 kPa.  Hitunglah output transmiter ketika input adalah1200 kPa untuk transmitter elektronik..

                
Pemecahan:
Transmiter elektronik

    Output transmiter   
           
Transmitter Construction
Ada beberapa style desain untuk transmitter tekanan, akan tetapi, style yang paling umum dari transmiter tekanan menggunakan difrakma atau kapsul yang dibungkus (enclosed) oleh logam tuang (carbon steel atau rumah stainless steel). Transducer elektronik/ sensor (pengukur regangan) (starin gage), kristal pieroelektronik, dsb) di ‘bonded’ ke diafrakma/ kapsul.

Ukuran transmitter tekanan bisa juga bervariasi secara besar, dari beberapa pound beratnya sampai dengan transmitter yang berukuran cukup kecil yang bisa dipasang di atas punggung lebah.

3IU06F5

Gambar 10: Bentuk dan Dimensi Tipikal dari Transmiter Tekanan
Klasifikasi Elektrik Transmiter
Secara elektrik, transmitter merupakan salah satu dari tiga klasifikasi ini.
     
Transmiter dengan dua kawat menggunakan suplai power eksternal + 24 VCD. Kawat dengan +24 menjadi suplai dan – atau timah hitam biasa adalah output arus. Voltage suplai +24 tidaklah kritis (critical) dan bisa berkisar biasanya antara 10 dan 30 VCD tanpa berpengaruh pada output arus. Akan tetapi, resistansi keseluruhan dari loop seri bisa menjadi factor. Cukup aman bila diasumsikan bahwa sekitar 600 Ohms adalah resistansi maksimum.

Transmiter dengan tiga kawat  juga menggunakan sumber power DC eksternal. Terminal pada tipe ini diberi label sebagai suplai +24 VDC, output dan sinyal 4-20 miliamp dan suplai biasa.

Transmiter dengan Empat kawat  mempunyai 24 VDC suplai power yang berada di dalamnya (built in). Akan tetapi, transmiter ini di desain untuk diberi tenaga (power) sebesar 110 atau 220 VAC. Empat terminalnya adalah 120 VAC panas, 120 VAC netral, output 4-20 miliamp dan sinyal biasa.

Transmiter 4-20milliamp elektronik menggunakan sirkuit khusus disebut ‘generator arus konstan’. Detail sirkuit ini akan dibicarakan pada modul berikutnya. Menggunakan arus konstan kesalahan (error) dari fluktuasi voltage dan resistansi bisa dihilangkan. Dengan keterbatasan resistansi loop maksimum sebesar 600 Ohm, berarti lebih dari 2000 umpan (feed) jalur transmisi bisa digunakan (biasanya 0.01 Ohm/ foot). Sebagian tabel resistansi maximum versus voltage suplai power.

3IU06F6

Gambar 11: Resistansi Manufacturer (Pembuat) / Bagan Muatan (load)


Dari chart (bagan) resistansi transmitter diatas, tentukan resistansi loop maksimum bila suplai power 20 VDC.
Gambar garis horisontal secara vertikal dari 20 volt dari dasar sampai memotong garis diagonal. Gambar garis horisontal dari titik perpotongan ini ke load scale (skala muatan).
Kemudian ditentukan bahwa resistansi maksimum yang diijinkan 400 Ohm.
Penyesuaian Kalibrasi
Sebagian besar transmitter yang bertekanan 4-20 miliamp hanya mempunyai 2 penyesuaian (penyetelan) utama, zero dan Span (rentang). Beberapa juga mempunyai penyesuaian linearity atau penyesuaian peredam (dampening). Peredam digunakan bila proses berisik, (sinyal tekanan berfluktuasi cepat) yang bisa menyebabkan kesulitan pada sistem kontrol loop tertutup.
Transmiter Pintar (Smart Transmitters)
Pada akhir-akhir ini, suatu modifikasi dari transmiter 4-20 miliamp yang standar telah dikembangkan. Secara internal, dalam hubungan (konjungsi) dengan sirkuit deteksi elektronik, sebuah blok fungsi mikroprosesor telah ditambahkan. Mikroprosesor menambah ciri-ciri keunikannya (tergantung manufacturer). Beberapa diantaranya adalah:

Diagnostik sendiri secara internal bisa melaporkan masalh internal apapun dengan transmitter seperti suplai power yang buruk, resistansi loop terlalu tinggi dan banyak lagi yang lain.

Penyimpanan informasi mekanik transmitter  seperti jumlah loop (PU-101), nomer serial dari transmitter, informasi perawatan, material dari bodi, material O-ring (cincin O), dsb.
     
Informasi Perawatan seperti perbaikan terakhir atau daftar kalibrasi.

Kemampuan untuk melaporkan data pada sinyal yang lain dari 4-20 miliamp. Metode ini memungkinkan komunikasi data serial dari transmiter ke komputer utama atau kontroler. Dengan menggunakan transmisi sinyal tipe ini, transmiter bisa mengirim informasi pada unit engineering seperti nilai kPa, mmhg, PSIA, kPa(abs) , bar, inci dari air, dsb. Ketika pada instalasi digital, sampai dengan 15 dan pada beberapa kasus, 125 transmiter semua bisa menggunakan 2 kawat komunikasi. Ini bisa menghemat biaya yang cukup besar pada kabel dan conduit selama instalasi.

Tidak adaZero Eksternal dan skrup Penyetelan Rentang
Semua kalibrasi dan penyetelan transmiter dilakukan dengan mempergunakan unit yang di pegang tangan. , yang disebut dengan SFC or Smart Field Communicator.
SFC tampak seperti kalkulator dan digunakan untuk pemrograman dan kalibrasi transmitter. Transmiter pintar (smart) bisa diprogram untuk melakukan ekstraksi akar pangkat dua secara otomatis (automatic square foot extraction), bila transmiter sedang digunakan pada instalasi plat orifice untuk aliran. Ini bisa membuat ekstraktor eksternal tidak diperlukan.

Sulit untuk membeakan antara transmitter smart dan transmitter analog konvensional. Kadan-kadang perlu untuk menguji silang (cross check) nomer model.

Meskipun transmitter pintar mempunyai banyak keuntungan disbanding transmitter konvensional, transmitter ini mempunyai beberapa keterbatasan dan kerugian.

·         Manufacturers (Rosemount, Bailey, Foxboro, Taylor, SMAR, Honeywell ) tidak menggunakan style yang sama pada komunikator lapangan. Misalnya, transmiter Honeywell tidak bisa dikonfigurasikan denga komunikator Rosemount. Ada pekerjaan yang akhir-akhir ini sedang dilakukan untuk menstandarkan informasi ’configuring’, tetapi selesainya paling tidak masih setahun lagi.
·         Transmiter pintar cenderung membutuhkan biaya awal 30% to 50% lebih tinggi disbanding transmitter konvensional.
·         Transmiter pintar membutuhkan staf teknisi yang terlatih dengan baik untuk memasang loop komunikasi.
·         Sinyal digital cenderung lebih rawan kesalahan dari gangguan elektrik eksternal yang menyebabkan error/ kesalahan pada transmisi.
Terlampir adalah lembar spesifikasi untuk transmitter tekanan (dengan ijin Rosemount Instruments). Tentukan dari lembar apakah yang terdapat pada lembar tersebut sesuai atau melebihi kondisi lingkungan (ambient) yang terburuk yang pernah anda jumpai. Juga, ambil aplikasi tekanan tipikal dari plant/ kilang anda dan tentuka nomer model informasi pemesanan untuk transmiter.(Catatan: Rosemount is salah satu dari manufaktur transmitter).
3IU06F7

Gambar 13: Rosemount – Model Identification Sheet











Tidak ada komentar:

Posting Komentar